Palais Garnier adalah salah satu dari gedung opera dengan desain arsitektur yang sangat indah dan terkenal di seluruh dunia.
Palais Garnier telah menjadi prototipe arsitektur paling berpengaruh untuk banyak teater yang dibangun di seluruh dunia.
Gedung opera ini di desain oleh Charles Garnier (1825-1898) yang dibangun pada tahun 1860. Garnier menyebut karyanya ini sebagai “the architecture of illustration.”
Dilansir WJS, tahun 1858 gedung opera Paris ini berada di Rue Le Pelletier, berada di dekat sebuah gang kecil gelap. Pada 14 Januari 1856, konspirator Italia, Felice Orsini bersembunyi di gang tersebut, melemparkan tiga bom ke jalan. Bom tersebut menewaskan 150 orang.dan gedung opera tersebut mengalami kerusakan cukup parah.
Pada bulan Desember 1860, kompetisi desain untuk gedung opera baru dibuka dengan tenggat waktu satu bulan. Sebanyak 171 karya yang masuk dan Garnier memenangkan kompetisi tersebut.
Dilansir Arcdaily, Palais Garnier bergaya Neo-Baroque. Istilah ini digunakan untuk mengambarkan arsitektur yang mencakup karakteristik gaya baroque, dengan garis-garis lengkung. Arsitektur Baroque, muncul pertama kali di Roma berkembang pada abad ke-16 dirintis Michael Angelo dan Palladio.
Meski demikian Palais Garnier dibangun setelah periode masa tersebut. Gaya monumental yang diterapkan dalam penggunaan simetri aksian dan ornamen eksterior, membuat Palais Garnier tergolong beaux-Art.Gaya ini mengacu pada konstruksi yang terbuat dari batu, balkon, kolom, penghias di atas tembok, pilar, tangga besar dan lengkungan-lengkungan besar.
Tempat duduk penonton terpusat di bawah chandelier, hiasan lampu gantung terdiri atas lilin-lilin, tergantung dengan berat di atas enam ton.
Panggung besarnya dibuat untuk dapat menampung 450 seniman. Dihiasi dengan kumpulan marmer, kolom dan patung-patung yang biasa digunakan untuk menggambarkan dewa-dewa mitologi Yunani.
Sumber : http://geotimes.co.id
Palais Garnier telah menjadi prototipe arsitektur paling berpengaruh untuk banyak teater yang dibangun di seluruh dunia.
Gedung opera ini di desain oleh Charles Garnier (1825-1898) yang dibangun pada tahun 1860. Garnier menyebut karyanya ini sebagai “the architecture of illustration.”
Dilansir WJS, tahun 1858 gedung opera Paris ini berada di Rue Le Pelletier, berada di dekat sebuah gang kecil gelap. Pada 14 Januari 1856, konspirator Italia, Felice Orsini bersembunyi di gang tersebut, melemparkan tiga bom ke jalan. Bom tersebut menewaskan 150 orang.dan gedung opera tersebut mengalami kerusakan cukup parah.
Pada bulan Desember 1860, kompetisi desain untuk gedung opera baru dibuka dengan tenggat waktu satu bulan. Sebanyak 171 karya yang masuk dan Garnier memenangkan kompetisi tersebut.
Dilansir Arcdaily, Palais Garnier bergaya Neo-Baroque. Istilah ini digunakan untuk mengambarkan arsitektur yang mencakup karakteristik gaya baroque, dengan garis-garis lengkung. Arsitektur Baroque, muncul pertama kali di Roma berkembang pada abad ke-16 dirintis Michael Angelo dan Palladio.
Meski demikian Palais Garnier dibangun setelah periode masa tersebut. Gaya monumental yang diterapkan dalam penggunaan simetri aksian dan ornamen eksterior, membuat Palais Garnier tergolong beaux-Art.Gaya ini mengacu pada konstruksi yang terbuat dari batu, balkon, kolom, penghias di atas tembok, pilar, tangga besar dan lengkungan-lengkungan besar.
Tempat duduk penonton terpusat di bawah chandelier, hiasan lampu gantung terdiri atas lilin-lilin, tergantung dengan berat di atas enam ton.
Panggung besarnya dibuat untuk dapat menampung 450 seniman. Dihiasi dengan kumpulan marmer, kolom dan patung-patung yang biasa digunakan untuk menggambarkan dewa-dewa mitologi Yunani.
Sumber : http://geotimes.co.id
0 komentar:
Posting Komentar