Senin, 15 Juni 2015

Minggu tenang apa minggu tegang bagi mahasiswa arsitektur?



Minggu tenang apa minggu tegang bagi mahasiswa arsitektur?

Minggu tenang adalah minggu yang selalu ditunggu oleh semua kalangan mahasiswa. Karena minggu itu semua mahasiswa bisa bernapas sejenak untuk menghadapi ujian akhir semester. Biasanya masa minggu tenang itu satu atau malah dua minggu menjelang ujian akhir semester dan akhir dari enam belas pertemuan. Setiap mahasiswa punya cara sendiri-sendiri untuk memanfaatkan masa-masa itu. Ada yang pulang kampung, liburan, muncak, sekedar jalan jalan, temu sahabat masa SMA, dan tak jarang pula yang diam diri di kos utuk mendalami materi. Tentunya hal itu adalah pilihan dan kesenangan bagi setiap mahasiswa. Apa sih kenyataan masa minggu tenang bagi mahasiswa arsitektur khususnya? Mungkin tidak seperti yang dijabarkan tadi atau malah ada kegiatan yang lebih asyik?. Bagaimana kabar masa minggu tenang bagi mahasiswa arsitek? Mungkin baik baik saja atau luar biasa alhamdulillah. Mengapa hal ini ditanyakan? Mungkin karena butuh kepastian. Nah, kali ini kita akan membahas realita dan anggapan tentang minggu tenang bagi mahasiswa arsitek khususnya.

Ujian akhir semester merupakan rutinitas bagi setiap mahasiswa tak luput juga mahasiswa arsitektur. Setiap mahasiswa tentunya mengharapkan hasil yang terbaik disetiap mata kuliah yang diujikan. Hasil yang baik merupakan hasil maksimal dari proses yang telah ditekuni selama enam belas pertemuan. Untuk mencapai hasil yang baik tak lepas dari kedisiplinan setiap mahasiswa, mulai dari tugas, ulangan dan yang penting juga presensi kehadiran disetiap pertemuan. Kebanggaan adalah yang selalu diharapkan bukan kekecewaan yang terus dilantunkan. Itu adalah harapan terbaik yang selalu ada di pikiran pada masa minggu tenang. Rasa takut akan beban adalah hal kewajaran, karena apa yang kita dapatkan itulah yang akan kita berikan atau sebaliknya. Memang ujian akhir semester harus dipersiapkan secara matang, mulai dari mengulangi semua materi yang diujikan tentunya untuk memahaminya. Minggu tenang adalah waktu khusus untuk mengulas kembali materi yang diberikan dari dosen atau sumber lain. Namun, apa sih yang selalu dilakukan mahasiswa arsitektur diwaktu yang cukup luang ini? Tidak sedikit mahasiswa arsitektur yang mengeluh menjelang ujian akhir semester.

Tugas besar, iya tugas besar, tugas besar yang diberikan dari pertemuan pertama atau pertengahan semester selalu menjadi alasan utama tegangnya minggu tenang. Tugas besar memang tugas yang tidak pernah absen disetiap semester. Semua mata kuliah utama arsitektur ada tugas besar sendiri-sendiri. Terlalu santai diawal sampai pertengahan semester imbasnya pun diakhir pertemuan tugas-tugas numpuk sehingga menjadi efek psikologis sendiri bagi mahasiswa arsitektur. Tuntutan asistensi tugas besar biasanya menjadi tantangan dan target kerena jumlah asistensi menjadi ketentuan dan persyaratan disetiap tugas besar. Tugas besar seharusnya dikerjakan secara runtut dan rutin sehingga tidak menumpuk diakhir semester. Selain itu kurangnya kedisiplinan mengerjakan tugas membuat masa minggu akhir banyak keluhan tugasnya banyak, padahal memang tugasnya mahasiswa memang banyak, tetapi jika dikerjakan secara disiplin waktu, hasilnya pun tidak menumpuk.

Masih membahas minggu tenang, tidak sedikit mahasiswa arsitektur disibukkan tugas yang berhubungan dengan tugas kelompok. Terlalu santai menyikapi tugas kelompok efeknya pun di minggu tenang. Mulai dari survey tempat dan pengerjaan yang di tunda-tunda dengan alasan ada yang tidak bisa ikut serta dari salah satu anggota menjadi penyebab numpuknya tugas kelompok ini. Jika kesadaran antar anggota, tugas kelompok pun bisa dikerjakan dengan baik dan tentunya tanpa menunda-nunda. Memang, tugas kelompok mahasiwa arsitektur berbeda dengan mahasiswa prodi lain, menurut salah satu mahasiswa setiap tugas kelompok butuh luang, waktu, transport dan tentunya uang. Nah, dari hal itu waktu minggu tenang yang biasanya untuk jalan-jalan diganti dengan survey lokasi sebagai tugas kelompok. Namun, ketegangannya yaitu tuntututan persyaratan mengikuti UAS harus sudah mengumpulkan laporan tugas kelompok.

Minggu tenang bukan waktu yang tepat untuk pulang kampung bagi mahasiswa arsitektur, mengapa? Beruntung bisa pulang kampung, ada waktu luang untuk santai saja itu sangat bermanfaat. Biasanya ada dosen yang kosong kemudian jamnya diganti pada saat minggu tenang dan kehadiran mahasiswa menentukan nilai, sehingga jadwal pulang kampung harus ditunda setelah ujian akhir semester. Itu adalah hal yang wajar, belum lagi tuntutan pengumpulan tugas-tugas yang dikumpulkan saat minggu tenang, mana mungkin dengan tanpa beban bisa pulang kampung seakan tidak ada tugas. Beruntung untuk mahasiswa yang tidak ngekos atau bukan mahasiswa perantauan karena setiap hari bertemu keluarga, tetapi khusus mahasiswa perantauan kerinduan dengan keluarga atau kekurangan dana biaya hidup tak jarang menghampiri. Sehingga waktu yang lumayan lama ini kadang menjadi keluhan setiap mahasiswa.

Lembur tugas merupakan rutinitas bagi kaum arsitek, memang bukan mahasiswa arsitektur kalau belum merasakan lebur tugas, tidur pagi bangun pagi. Apalagi di minggu tenang, terlalu banyaknya tugas sampai beberapa hari tidak tidur karena setiap hari ada deadline. Jadi jangan heran apabila di minggu tenang yang seharusnya untuk mempersiapkan ujian akhir semester dialih fungsikan untuk melembur tugas. Khusus yang disiplin waktupun tak jarang merasakan lembur tugas, karena tugas yang diberikan memang bukan tugas yang susah, tetapi mengerjakannya memang butuh waktu yang lama dan teliti. Sehingga, khusus yang terbiasa disiplin tidak terlalu merasa tegang karena terbiasa mengatur waktunya sendiri.

Waktu minggu tenang bukan hanya tugas yang menghampiri, tidak sedikit mahasiswa arsitektur yang terlalu tertekan karena tugas dan lembur, penyakit pun ikut menghampirinya. Rasa lelah yang menumpuk di minggu tenang, kurangnya waktu untuk istirahat, dan tidak teraturnya pola makan membuat beberapa mahasiswa arsitektur terkena penyakit seperti tiphus. Kurangnya kepedulian terhadap kesehatan memang masalah yang sering dijumpai pada mahasiswa arsitektur, karena mereka lebih mengutamakan tugas selesai kemudian istirahat. Tugas satu selesai, datang tugas berikutnya, jadi tidak ada waktu untuk istirahat. Sebenarnya pola menjaga hidup sehat tetap bisa berjalan, yang terutama jangan terlalu terforsir dengan namanya tugas, karena seberapa berat dan banyaknya tugas, jika langsung dikerjakan tanpa menunda- nunda pasti terselesaikan juga. Jadi sebagai mahasiswa yang bijak jangan menyepelekan kesehatan, karena minggu tenang akan semakin tegang apabila penyakit ikut menghampiri. Menurut pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati, karena kesehatan mahal harganya.

Tidak sedikit juga mahasiswa yang tidak terlalu memprioritaskan nilai IPK, sehingga yang ada dipikiran mereka yang terpenting tugas selesai, soal nilai itu nanti saat yudisium. Jadi, waktu minggu tenang masih bisa refresing kesana kemari, bukan berarti menyepelekan tugas, tetapi tidak menganggap tugas sebagai beban. Mahasiswa aktifis merupakan yang biasa dengan pola ini, mereka sudah terbiasa dengan deadline, sehingga tugaspun terselesaikan secara cepat tanpa terlalu lama dipikir, karena yang paling utama tugas harus dikerjakan jangan dipikir. Untuk memikirkan tugas memang tidak akan selesai-selesai sampai ujian akhir semester, solusinya harus dikerjakan dengan sebaik mungkin, bukan dipikir sebaik mungkin. Bagaimana bisa selesai apabila terlalu lama dipikir tanpa ada tindakan khusus untuk menyelesaikannya. Khusus menyikapi tugas yang mepet memang perlu trik ini dan yang utama jangan menunggu teman satu sama lain, Karena setiap mahasiswa mempunyai tugas sendiri-sendiri. Walaupun waktu sama-sama 24 jam, namanya satu orang dengan orang lain kebutuhannya berbeda beda, jadi ada yang masih bisa terlihat segar walau banyak tugas karena prioritas setiap orangpun berbeda.

Membahas minggu tenang tidak akan pernah selesai apabila selalu dikaitkan dengan tugas yang katanya membuat tegang seluruh jiwa dan raga. Selalu mengeluh adalah faktor utama yang membuat minggu tenang ini dibuat semakin tegang. Seharusnya mahasiswa itu beruntung ada waktu khusus yaitu minggu tenang, namun itu semua tergantung bagaimana kita menyikapinya, apakah sudah maksimal memanfaatkan minggu tenang apa belum? Adanya tugas di minggu tenang bukan berarti dosen itu kejam, tetapi untuk meningkatkan kualitas mahasiswa. Bagaimana kedisiplinan mahasiswa menyikapi tugas ini yang diutamakan, karena apabila kelalaian mahasiswa dengan adanya minggu tenang yang dimanfaatkan dengan tidak tepat, bisa jadi dengan adanya minggu tenang mahasiswa akan lalai sebagai tugas mahasiswa dan akan tejerumus kebahagiaan waktu luang. Hasil dari minggu tenang tentu akan berbeda dengan harapan awal yaitu untuk mempersiapkan mental mahasiswa untuk menghadapi ujian akhir semester akan sia-sia.

Dari sedikit tulisan tentang tegangnya mahasiswa arsitektur menghadapi minggu tenang mungkin tidak jauh berbeda dengan mahasiswa prodi lain. Mahasiswa memang dituntut untuk meningkatkan kualitas bangsa, bukan hanya sebagai aktifis bangsa yang lupa akan pengabdian. Pembelajaran mental dan menyikapi berbagai persoalan tentu hal yang diutamakan dari hal kecil ini. Melatih kepribadian dan kedisiplinan mahasiswa adalah tujuan yang kadang kita lupa akan manfaat di waktu yang tidak lama ini. Pada intinya tetap semangat dan tidak mudah putus asa menghadapi semua tugas sebagai mahasiswa. Mahasiswa memang seperti itu orangnya.

1 komentar:

  1. terima kasih informasinya. citra maja menyediakan ruko untuk mengembangkan usaha yang mempunyai lokasi yang sangat strategis dan dengan harga yang terjangkau.

    BalasHapus